Tanya Jawab

Dari Yasunli Enterprise Software
Langsung ke: navigasi, cari

Dibawah ini adalah sekumpulan pertanyaan & jawabannya mengenai seputar aplikasi YES. Untuk mencari kata kunci dari pertanyaan tekan Ctrl+F dan ketik kata kunci (Contoh kata kunci "Sisa Produksi").

Jika ada pertanyaan yang tidak terdapat didalam Tanya Jawab ini, silahkan dipertanyakan langsung ke Team YES.


PERTANYAAN UMUM


1. Mengapa Barcode Label Produksi tidak bisa dicopy atau diprint ganda? Apa Tujuannya?

Barcode Label Produksi dibuat unik setiap boxnya agar memudahkan melakukan identifikasi keberadaan atau berpindahnya box tersebut pada kurun waktu tertentu (kemampuan telusur).


2. Mengapa menggunakan Printer Laser untuk mencetak Label Barcode Produksi?

Hasil cetak printer laser kebal terhadap cuaca (kelembaban) dan jenis kertas. Printer Inkjet mudah blobor dan menyulitkan pembacaan Barcode Scanner.


3. Mengapa menggunakan Sidik Jari untuk bertransaksi ?

Sidik jari adalah salah satu cara identifikasi yang tidak bisa ditukarkan/dipinjamkan/diketahui antar satu orang dengan orang lainnya. Dengan menggunakan sidik jari maka pelakuk/pengguna serta datanya lebih dapat dipertanggungjawabkan.


4. Mengapa harus scan satu persatu box, bukan sekali scan untuk seluruh box dalam satu pallet?

Apabila sekali scan mewakili seluruh box yang ada dalam satu pallet dan box itu suatu saat terpisah dari kelompoknya, maka identifikasi dari mana box tersebut akan sulit diketahui (kemampuan telusur rendah).


5. Mengapa tidak menggunakan Barcode Scanner Wifi yang lebih ringkas dan tidak membutuhkan kabel USB Extension yang panjang.

Barcode Scanner Wifi tidak bisa digunakan karena kemungkinan Interferensi/gangguan yang tinggi dari listrik juga untuk menghindari hilang/lupa meletakan Barcode Scanner Wifi.


6. Dapatkah Printer Laser disetting menggunakan Econo Mode (Mode Irit) namun tetap terbaca barcode scanner?

Barcode scanner masih dapat membaca hasil cetakan barcode yang mengunakan mode irit. Namun tergantung jenis printer yang digunakan apakah ada mode seperti itu.


7. Apakah Label Barcode Produksi ini dapat dibaca oleh perusahaan lain?

Barcode Label Produksi dari Yasunli ini dapat dibaca oleh Barcode Scanner dari perusahaan lain, namun data hasil bacaan tidak akan berarti apapun bagi perusahaan lain. Hanya sekumpulan huruf dan angka sama seperti yang berada dibawah barcode label tersebut.


8. Dapatkah satu plant melihat data YES plant lain (semisal Stock) ?

Satu plant dapat melihat data YES plant lain, berupa laporan stock, transaksi gudang, status quality (hold QC), hasil injection per periode dan SPP yang masih aktif (masih berproduksi).


9. Dapatkah PIC disatu plant mewakili transaksi plant lainnya ?

PIC satu plant tidak dapat mewakili transaksi plant lainnya, kecuali PIC tersebut terdaftar di beberapa plant.


10. Apakah scan naik ke truk di Transit Loading menghambat waktu pengiriman ?

Tidak, karena dengan scan naik ke Truk otomatis terbit Surat Jalan dan Dokumen BC, tidak perlu lagi diketik ulang dan menunggu satu dengan lainnya. Lamanya waktu scan akan "terbayar" oleh cepatnya pembuatan Surat Jalan dan BC yang dilakukan simultan (bersamaan).


11. Bagaimana jika Fingerscan tidak dapat digunakan untuk masuk (Log in) walaupun sudah terdaftar?

- Kemungkinan sidik jari rusak atau berubah. Untuk itu daftarkan ulang sidik jari. Gunakan sidik jari ADM/member lainnya yang sudah terdaftar untuk sementara waktu.

- Kemungkinan jari basah atau kotor. Untuk itu bersihkan jari-jari yang terdaftar.

- Fingerscan USB tertarik/tercabut dan dipasang tanpa menutup terlebih dahulu programnya. Untuk itu tutup programnya, cabut USB Fingerscan dari PC dan pasang kembali lalu buka programnya.


12. Dapatkah menggunakan PC divisi lain (contoh: PC Engineering) untuk mengakses menu divisi lain (contoh : Menu Gudang)?

Menu Gudang dapat diakses oleh member Gudang yang terdaftar sidik jarinya dimanapun PC yang sudah terinstall YES dan terdapat Fingerscan.


13. Bagaimana jika dikatakan penginputan/scan berhasil?

Penginputan data/scan barcode dikatakan berhasil bila Status Server berwarna Hijau. Pastikan status server berwarna hijau sebelum menekan tombol Submit/Simpan.


14. Jenis Barcode Scanner apa yang digunakan?

Jenis barcode scanner yang digunakan adalah tipe Laser, yang dapat membaca Barcode tipe 128 (satu dimensi/linier).


15. Siapa saja yang melakukan scan barcode label ?

  • Injection : Petugas Packing
  • Gudang : Penarikan & Planner
  • Loading : Penarikan/Planner


16. Bagaimana jika upaya scan barcode tetap tidak berhasil namun barang akan segera dikirim (Darurat) ?

  • Ikuti instruksi kerja pelaporan Error.
  • Gunakan Notepad (All program > Acessories > Notepad) , scan semua box yang dikeluarkan tersebut dan simpan file notepadnya.
  • Lapor secepatnya ke Team YES.


17. Bagian mana Barcode Scanner yang dinyatakan aus terpakai ?

Bagian Barcode Scanner yang dapat cepat sekali aus terpakai adalah bagian kabel USB to RJ45 dimana jika sering terlipat/tertekuk maka akan mudah putus. Untuk itu tiap Divisi yang menggunakan Barcode Scanner harus memiliki Cadangan dan mengganti yang rusak dengan menghubungi IT.


18. Dapatkah sidik jari dikelabui dengan tape, rubber atau foto saat scan menggunakan Fingerscan?

Fingerscan sudah menggunakan Biometric, tidak lagi menggunakan kamera hingga tidak bisa dipalsukan menggunakan tape, rubber atau foto.


19. Apakah gunanya Speaker saat scan barcode?

Suara dari speaker yang muncul saat scan barcode digunakan untuk penadaan keberhasilan input, karena tidak dimungkinkan petugas yang melakukan scan barcode tiap kali melihat ke layar monitor.

Jika tidak berbunyi setelah scan barcode artinya data tidak masuk karena ada validasi yang dilanggar atau pengiriman data dari Barcode scanner ke PC ada masalah.


20. Bagaimana mengetahui status Hold QC dan status Oper Packing stock ?

Untuk mengetahui Status Hold QC dan status stock yang harus di Oper Packing (Box tidak standard) dapat diketahui di menu Laporan Monitoring Barang.


21. Apakah yang dimaksud dengan bug dalam program?

Bug adalah sebutan dari cacat pemprograman yang ditemui saat penggunaan.

Bug dapat dibagi berdasarkan :

  • Jenis terjadinya
  • Waktu terjadinya
  • Dampak yang diakibatkannya

Ketiga hal tersebut diatas tidak dapat diprediksi dengan pasti karena menyangkut banyak variabel yang ada pada saat program digunakan. Semakin banyak bug yang ditemukan maka dikatakan program makin sempurna, namun akan menjadi semakin rumit karena semua aspek proses dimasukkan kedalamnya.



SURAT PERINTAH PRODUKSI (SPP)


1. Mengapa harus memilih Customer lalu Mould lalu Item ID (kode barang) pada saat pembuatan Surat Perintah Produksi?

Pilihan penginputan Item ID pada SPP dapat dilakukan dengan variasi sbb:

a. Item ID (langsung pilih Item ID) ---> Semua Item dari Semua Customer muncul, pilihan terlalu banyak dan kemungkinan salah pilih besar.

b. Customer > Item ID (hanya Item ID dari Customer tertentu yang bisa dipilih/diinput) ----> Hanya Item dari Customer tsb yang muncul, pilihan lebih sedikit, kemungkinan salah diperkecil.

c. Customer > Mould > Item ID (hanya Item ID dari Mould tertentu dari customer itu yang bisa dipilih/diinput) ---> Hanya Item dari satu mould yang berasal dari satu Customer yang muncul, pilihan jauh lebih kecil, kemungkinan salah semakin tipis).

Dari ketiga pemilihan penginputan yang terbaik adalah point c, karena pilihan penginputan menjadi semakin sedikit. Memperkecil kemungkinan kesalahan penginputan Item ID.


2. Apakah SPP terkait dengan BOM di YES ?

SPP selalu merekord apa yang terdapat pada BOM atas part yg akan diproduksi. Pada SPP dicatatkan material yang digunakan pada BOM saat SPP disimpan. Jadi pastikan sebelum membuat SPP, material di BOM adalah benar digunakan untuk produksi saat itu.


3. Bagaimana SPP menentukan Label apa yang bisa diprint?

  • Saat member PPIC membuat SPP dengan memilih Mould dan Item ID yang akan diproduksi, sebenarnya dia menentukan material apa yang digunakan untuk Mould tersebut. Pada saat pembuatan Label untuk SPP tersebut, sistem akan menampilkan pilihan Item ID apasaja yang menggunakan mould dan material yang sama. Pilihan ini berguna saat Printing In-Line, dimana raw partnya tetap sama walaupun printing mempunyai seri yang banyak.
  • Pembuat Label Barcode hanya dapat membuat Label berdasarkan SPP yang masih aktif (mould yang naik).


4. Mengapa SPP harus diclose jika mould turun?

SPP harus diclose jika mould turun karena jika tidak maka Label yg tersisa atas SPP tersebut masih dapat digunakan sementara hasil produksi sudah tidak ada lagi. Ini berarti kemungkinan Label akan terpakai untuk produk lainnya (salah label terhadap barang).



LABEL BARCODE PRODUKSI


1. Bagaimana mencetak Label Barcode Produksi?

Label Barcode Produksi dapat dicetak menggunakan Laser Printer pada kertas A4 (pracetak, yang khusus utk tiap customer) hanya berdasarkan apa yang ditentukan oleh SPP dan sepanjang SPP belum ditutup/close. Margin atas dan margin kiri pracetak tidak boleh berubah-ubah dari setiap lot kedatangan ordernya karena dengan begitu tiap kali petugas Label akan selalu melakukan setting Margin.


2. Siapa yang dapat mencetak Label Barcode Produksi ?

Label Barcode Produksi dapat dicetak oleh petugas Packing & Label yang terdaftar sidik jarinya.


3. Mengapa PC dan Printer laser untuk Label Barcode berada di dekat divisi PPIC?

PC dan Printer Laser untuk Label Barcode berada dekat PPIC agar setiap kali ada SPP yang baru dibuka Petugas Labeling mengetahuinya dan dapat mempertanyakan Item ID yang akan diproduksi.


4. Apakah YES mengatur warna dasar label?

Warna dasar label dapat digunakan untuk Visual pengenalan identitas pembeda barang satu dengan lainnya. YES tidak mengatur warna dasar label (dapat menggunakan warna apa saja sepanjang tidak mengganggu pembacaan barcode), karena pada YES semua identitas berdasarkan Barcode saat discan masuk/keluar suatu divisi.


5. Bagaimana jika Label Barcode Produksi hilang sebelum discan keluar Injection ?

Ambil kembali label barcode produksi dari mesin yang sama dan scan keluar dari Injection bersama box yang sama asal mesinnya.


6. Bagaimana jika Label Barcode Produksi hilang di suatu divisi (telah keluar scan dari Injection)?

Label Barcode Produksi dapat diprint-ulang dengan Re-print Label Barcode Produksi sepanjang masih ada kelompok packagenya dalam divisi tersebut. Untuk itu pengambilan barang oleh Finishing/QC/2nd Proses dari Gudang sebaiknya jangan lebih dari satu pallet/package per itemnya, agar saat terjadi kehilangan label dapat ditelurusi dan diprint-ulang. Jika Finishing/QC/2nd Proses ingin mengerjakan lebih dari satu pallet, pastikan jangan berdekatan (terpisah jauh linenya) hingga tidak bercampur box dari kedua pallet tersebut.


7. Mengapa pencetakan (print out) Barcode Label Produksi memerlukan sidik jari Petugas Labeling dan sidik jari Leader Produksi ?

Dibutuhkan dua orang untuk memvalidasi kebenaran pencetakan Barcode Label Produksi terhadap aktual Jenis box dan Jumlah isinya (terkait SPQ). Untuk itu keduanya harus senantiasa mengecek ketersediaan box standard dan mengetahui box tidak standard yang digunakan sebagai penggantinya saat box standard habis.


8. Bagaimana dengan penulisan jam secara manual pada Label Barcode Produksi (kanan bawah label) sebagai tanda kapan produksi tersebut?

Untuk visualisasi dapat dilakukan namun keabsahannya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena bisa dirapel dan sama penulisan jamnya. Dari Barcode Label sendiri dapat diketahui kapan box tersebut keluar dari Injection, kapan masuk gudang, kapan keluar gudang ke divisi lain, kapan masuk kembali ke gudang dari divisi lain dengan menggunakan Menu Box Info.


9. Mengapa ada Label Barcode Produksi tidak dapat dibaca Barcode scanner saat scan keluar Injection?

a. Barcode Produksi tidak tercetak sepenuhnya tepi kiri atau kanannya (terkena batas margin saat print).

b. Label Barcode tercetak terlalu dekat dengan garis pembatas/kotak label.

c. Barcode label terkena stempel QC atau Coretan.

d. Plastik Pocket kotor/terkena spidol permanen (warna hitam atau biru) pada posisi barcode.

e. Plastik Pocket tertutup oleh Sticker.


10. Bagaimana dengan barang dalam box tidak standard apakah harus menggunakan Label Barcode ?

Ya. Untuk setiap barang yang masuk gudang harus menggunakan Label Barcode sesuai dengan box dan isinya. Agar dapat dibedakan dalam sistem mana box yang tidak standard yg nantinya akan diganti packingnya (oper packing). Setelah Oper Packing juga harus diganti dengan Label Barcode utk box standardnya.


11. Bagaimana dengan barang yang akan diproses Printing/Painting/Assembling apakah harus menggunakan Label Barcode?

Ya. Untuk setiap barang dengan Kode WIP dan Kode F/G harus ada Label Barcode untuk penginputan Gudang, karena gudang tidak ada pengetikan jenis barang dan jumlahnya.


12. Bagaimana urutan pencetakan Label Barcode Produksi dengan banyak Cavity (lebih dari satu Cavity)?

Sistem akan melakukan print out dimulai dari nomor Cavity terkecil (1,2,3 dstnya), sehingga dengan mudah petugas Labeling memisahkan Label dengan banyak Cavity.


13. Dapatkah sistem mencetak Label dari Part yang berasal dari Family Mould?

Sistem dapat mencetak Label dari setiap part yang berasal dari Familiy Mould secara bergiliran, tidak serentak seperti mould dengan banyak Cavity.


14. Bagaimana jika ada label ganda terscan kedua kali pada saat keluar injection/masuk gudang/keluar gudang/keluar loading?

Sistem akan menyatakan kalau label tersebut pernah melalui scan diposisi tersebut, dan menolah untuk merubah posisi/kepemilikan selanjutnya.



PROSES MATERIAL


1. Bagaimana melakukan pendataan proses material ?

Pendataan proses material dilakukan menggunakan Barcode Label Stiker untuk tiap sak material original/gilingan/persiapan.


2. Bagaimana mengatasi kotor pada sak hingga tidak mengganggu pembacaan barcode?

Barcode menggunakan laminating di permukaan atasnya untuk menghindari kotoran melekat. Penempelan barcode juga dilakukan saat kedatangan sak material original dari Supplier, hingga permukaan sak masih cukup bersih untuk barcode label stiker menempel.


3. Apakah setiap sak yang digunakan untuk menampung hasil gilingan menggunakan Label Barcode Stiker baru?

Tidak, Label Barcode Stiker hanya ditempel sekali saat kedatangan material original dari supplier/luar Yasunli. Label Barcode Stiker digunakan berulang-ulang untuk menampung hasil gilingan.


4. Bagaimana barcode yang sama digunakan berulang-ulang?

Barcode adalah sarana merekam data, jadi data dapat dikosongkan, dimasukkan dan diubah.

Berikut ini bagaimana barcode dapat digunakan berulang:

a. Barcode ditempel pertama kali pada tiap sak material saat kedatangan material original berisi lot number, surat jalan, supplier, tgl kirim dsbnya. Sistem "memasukan data" pada tiap barcode label dengan data penerimaan material saat ini.


b. Saat proses Mixing dimana setiap barcode sak material original dan sak hasil gilingan discan, maka sistem akan "mengambil data" material original dan data hasil gilingan yang discan (bukan mendata barcodenya) lalu "merubah data" dari tiap sak itu sebagai material Mixing yang komposisinya terdiri dari material original dan material gilingan tsb.


c. Saat penggilingan telah selesai dan hasil gilingan dimasukan kedalam sak, petugas melakukan scan barcode setiap sak yang datanya kosong (juga sak tidak berisi material apapun) . Sistem akan "memasukan data" dari mana asal gilingan tsb pada tiap barcode label.


d. Saat hasil Mixing dikirim ke Injection dan discan satu persatu barcode label sak hasil mixing ke mesin mana , maka Sistem akan "mengambil data" dan dikorelasikan dengan mesin Injection (SPP saat itu). Setelah sistem akan "mengosongkan data" dari tiap label tersebut, agar sak tersebut dapat digunakan pada proses penggilingan diatas (point c). Dalam hal ini karena hasil mixing juga telah dituang ke tong bahan di mesin ybs sehingga secara data dan aktual sak tersebut juga kosong.


5. Apakah Supplier dapat diminta untuk menempelkan barcode label sebelum dikirim ke Yasunli?

Beberapa supplier dapat saja menempelkan barcode label sebelum sak dikirim ke Yasunli namun tergantung suppliernya apakah mereka menggunakan sarana indentifikasi juga dalam pabriknya atau tidak.


6. Apakah hasil gilingan selalu sama dengan hasil ayakan + debunya?

Tidak, selalu ada yang tersisa di mesin gilingan dan di mesin ayakan. Untuk itu kita dapat mengetahui seberapa besar loss akibat penggilingan dan pengayakan.


7. Mengapa harus menimbang Box NG (Box Kuning) saat keluar dari Injection?

Dengan menimbang Box NG (Box Kuning) saat keluar dari Injection maka secepat itu pula kita tahu berapa berat Gilingan yang akan terjadi. Tanpa perlu menimbang setelah jumlahnya banyak atau menimbang setelah menggiling, karena ada loss/debu yang terjadi setelah gilingan. Tidak perduli apakah akan segera digiling atau disimpan, berat sudah diketahui lebih dulu.


8. Mengapa saat menimbang Box NG (Box Kuning) saat keluar dari Injection itu harus memasukan nomor box yang ditimbang?

  • Sistem telah mencatat berat kosong tiap box, maka saat member proses material menginput nomor Box tersebut sistem akan menghitung berat bersih part NG yang ditimbangnya dengan memotong hasil timbangan terhadap berat box kosong.
  • Sistem akan mendata part NG apa yang terdapat tiap Nomor Box.


9. Kapan suatu Box NG dinyatakan "kosong"?

Suatu Box NG dinyatakan kosong apabila isinya digiling dan didata boxnya pada menu penggilingan.


10. Mengapa scan barcode sak dilakukan setelah dituang ke dalam tong bahan injection, bukan sebelumnya?

  • Jika sak discan sebelum dikirim ke tiap mesin, kemungkinan akan tidak sesuai antara sak dan peruntukan dimana sak itu harusnya dituang ke mesin.
  • Jika sak discan sebelum dikrim ke tiap mesin dan ternyata masih ada sisa sak yang harus kembali ke proses material, maka stock material dalam sak tersebut sudah dipotong terlebih dulu dari Proses Material. Ini membuat stock di Proses Material tidak sesuai. Ketidaksesuaian tersebut menjadi tanggungjawab Proses material sendiri.


11. Mengapa saat pencampuran antara material original dan hasil gilingan/hasil ayakan harus menggunakan sak kosong yang sama?

Karena total berat antara material original dan hasil gilingan/hasil ayakan sebelum dan sesudah pencampuran tetap (tidak bisa bertambah), maka untuk menghindari scan barcode sesudah pencampuran maka digunakan sak yang sama.


12. Apakah menu persiapan itu selalu untuk pencampuran(mixing) antara material original dan material hasil gilingan/hasil ayakan?

Tidak, menu persiapan dapat digunakan untuk persiapan material apa saja yang akan dikirim ke Injection. Menu ini dapat digunakan untuk Material Original saja, Material hasil gilingan saja (tanpa diayak) atau Material hasil ayakan saja.


13. Bagaimana jika sak isi material original tidak mempunya barcode label sak?

Gunakan material original yang sak-nya ada barcode labelnya. Untuk sak original yang tidak memiliki barcode, proses material melakukan komplain ke Gudang Material.


14. Mengapa total Debu + hasil ayakan lebih besar dari hasil gilingan yang masuk ke Ayakan?

Hal tersebut tidak bisa terjadi, kecuali ada pencampuran hasil gilingan baru dari luar, atau penimbangan yang bermasalah.


15. Apakah kegunaan dari telusur material dari barcode label produksi ?

Telusur material dari barcode label produksi digunakan untuk menganalisa kemungkinan sumber masalah Quality akibat material.


16. Bagaimana telusur material di YES ?

Telusur material di YES dilakukan melalui SPP > Item ID > Waktu scan keluar injection > Mixing ID > waktu kiriman material mixing ke tong bahan atas SPP tersebut. Karena saat ada selisih waktu antara penuangan Mixing ke tong terhadap hasil produksi yang keluar maka pendekatan yang diambil berdasarkan berapa lama mixing yang baru dituang sampai tercetak produknya.




LESS QTY BOX & SALAH LABEL


1. Apakah sumber-sumber Less Qty box?

  • Hasil Injection yang tidak genap box (Berhenti tanpa menggenapi walau Mould dan atau Mesin tidak bermasalah).
  • Kehabisan box sehingga menggunakan box yang tidak sesuai SPQ
  • Permintaan Pecahan box dari Customer/tidak sesuai SPQ (Box tidak ditandai).
  • NG saat diproses lanjutan di Finishing/QC/2nd Proses (Box tidak ditandai).
  • Pengambilan QC sampling namun barang tidak dikembalikan ke Boxnya.
  • Permintaan tukar guling barang NG beberapa pcs di customer (Box tidak ditandai).
  • Sample Engineering yang tidak diambil seluruh box.


2. Bagaimana YES mengatasi Less Qty Box ?

  • Injection jangan menstop produksi sebelum penuh box (sesuai SPQ), jika mould dan/atau mesin tidak bermasalah.
  • Permintaan pecahan box di YES dapat dipenuhi, tapi sisa qty tidak dapat dikeluarkan dari Gudang.
  • Pecahan box akibat NG di 2nd Proses/Finishing tidak dapat keluar dari Gudang.
  • Pengambilan Sampling hingga menyebabkan Less Qty belum diatur di YES karena pendataan Sampling belum diatur (akan diatur di Andon).


3. Apakah sumber-sumber Salah Label ?

  • Label dapat dibuat oleh siapa saja.
  • Label dapat dibuat terlepas dari SPPnya (Label dapat dibuat tidak ada hubungan dengan mould yang berproduksi).
  • Label berlaku kapan saja (dapat digunakan kapan saja), walaupun produk sudah tidak diproduksi.
  • Label dapat diambil siapa saja terutama untuk pengiriman pecahan di Delivery.


4. Bagaimana YES mengatasi Salah Label ?

  • Label menggunakan Barcode dibatasi waktu dan jumlah Label yang bisa dicetak. Setelah SPP close maka tidak ada box dengan label sisa yang dapat keluar dari Injection (label sisa tidak dapat digunakan dimanapun). Hanya box dengan sisa produksi dengan label sisa yang dapat keluar menggunakan Sidik Jari Leader Produksi (sebagai saksi dan dicatatkan untuk telusur masalah dikemudian hari).
  • Delivery yang memerlukan Label (baik label hilang atau permintaan pecahan box) tidak dapat mengambil Label Barcode dari manapun (dari mesin injection, gudang, finishing dan 2nd proses). Permintaan pecahan box harus dikerjakan sebelum keluar Gudang dengan menggunakan Menu Pecahan Box di Gudang.



FINISHING, QC ATAU 2ND PROSES


1. Bagaimana cara pengambilan barang oleh Finishing/QC/2nd Proses dari Gudang?

Saat pengambilan barang keluar dari gerbang Gudang gunakan menu Pengeluaran Gudang. Member Finishing/QC/2nd proses melakukan scan barcode barang yang diambilnya dan scan sidik jarinya yang terdaftar (sebagai bukti pengambilan barang).


2. Bagaimana cara pengembalian barang oleh Finishing/QC/2nd Proses ke Gudang?

Finishing/QC/2nd Proses mengembalikan sejumlah box/barang menggunakan menu Balikan 2nd Proses lalu melakukan scan barcode setiap boxnya dan memberikan sidik jarinya. Member gudang menginput lokasi dimana barang akan ditempatkan.


3. Bagaimana pelaporan NG dari Finishing/QC/2nd proses ke Gudang ?

Finishing / QC / 2nd Proses dapat melaporkan NG-nya ke Gudang dengan menu Job Order 2nd Proses lalu melakukan pengembalian barang lainnya yang tidak NG dengan Balikan 2nd Proses.

Dengan melaporkan NG tersebut maka saldo hutang dari divisi tersebut akan berkurang dengan sendirinya. namun harus diperhatikan jangan melaporkan NG sehingga memecah box menjadi Less Quantity menjadi banyak, dengan menggabungkan jumlah yang NG ke jumlah box yang paling sedikit.


4. Apakah akibatnya jika NG tidak dilaporkan pada YES ?

Jika NG tidak dilaporkan maka saldo hutang dari Finishing/QC/2nd Proses akan menumpuk. Semakin lama tidak dilaporkan, semakin banyak Saldo Hutang. Ini menjadi tanggungjawab sepenuhnya Finishing/QC/2nd Proses terhadap PPIC.



BERTRANSAKSI


1. Mengapa harus scan keluar Injection dan kembali scan saat masuk Gudang?

Dilakukan scan keluar Injection dan masuk Gudang untuk menghindari tidak masuknya box langsung ke Gudang dari Injection. Sistem menghendaki semua barang yang keluar dari Injection seluruhnya masuk Gudang, jadi apabila ada box yang tidak masuk ke gudang maka hanya box selebihnya yang masuk gudang itulah menjadi hasil injection. Ini untuk ketertiban serah terima barang.


2. Mengapa tidak bisa scan barcode di penerimaan gudang ?

Tidak bisa scan barcode di gudang menandakan Label Barcode box ada yang belum pernah atau tidak tescan di Injection atau seseorang mengganti label baru dari mesin injection karena hilang. Untuk itu kembalikan box yang labelnya bermasalah ke Injection, untuk dikeluarkan pada penarikan packing berikutnya.


3. Apa akibatnya bila barang tidak bisa scan di gudang tetap dimasukan/diletakkan di Gudang?

Barang yang berlabel barcode tersebut akan tidak bisa scan keluar Gudang. Dan bila diteruskan sampai ke Loading maka tidak dapat dibuat Surat Jalan, boxnya tetap terecord ada keluar dari gate.


4. Bagaimana jika Injection berhasil scan 20 box namun saat akan discan di Gudang 2 box label barcodenya hilang?

- Petugas Gudang mengembalikan 2 box tersebut ke Injection (karena tidak bisa discan di gudang, otomatis belum menjadi hasil injection).

- Petugas Packing & Label menempatkan box yang tidak ada labelnya tersebut ke mesin produksi yang bersangkutan, untuk diberi label dan dikirim pada penarikan berikutnya.


5. Mengapa sisa produksi Injection tidak bisa discan jari oleh Packing (diminta Leader Produksi untuk Fingerscan)?

Jika ada box-box yang dikeluarkan dari Injection setelah SPP ditutup oleh PPIC, maka hanya Fingerscan Leader produksi yang dapat mengeluarkan box-box tersebut (sebagai saksi bahwa benar ada sisa produksi yang belum keluar). Hal ini untuk menghindari terpakainya Label Barcode Produksi terus menerus, walau barang masih sama dan berproduksi di mesin yang sama. Kemampuan telusur jika terjadi masalah akan rendah.


6. Dapatkah pengiriman/pengambilan hanya beberapa box dari satu pallet/satu label Package?

Pengambilan per box bisa dilakukan dengan menscan sejumlah box yang diambil.


7. Apakah bisa menggabungkan dua pallet (dua package) yang isi boxnya sedikit menjadi satu pallet (satu package)?

Penggabungan bisa dilakukan dengan menu Penggabungan Gudang menjadi satu label Package yang baru hanya untuk Tooling ID yang sama. Bila box-box digabung secara fisik tapi tanpa melalui proses Penggabungan Gudang maka nanti saat akan keluar barang tersebut sistem akan meminta untuk dipisahkan.


8. Apakah box yang isinya tidak penuh diperbolehkan keluar dari Injection ?

Karena gudang adalah tempat penyimpanan barang yang siap kirim, maka box yang isinya tidak penuh tidak boleh masuk ke Gudang karena akan berpotensi Less Quantity (Isi kurang dari pada yang dinyatakan pada label).


9. Bagaimana mengeluarkan box dari dua package (dua pallet) yang berbeda? dapatkah discan sekaligus?

Pengeluaran dari dua package (dua pallet) tidak bisa sekaligus dilakukan, harus dikeluarkan satu persatu per package. Untuk itu jika pengeluaran dari dua package yang berbeda maka harus disusun berdasarkan satu tumpukan (satu kolom), agar lebih teratur saat scan. Ini berguna jika suatu saat tidak jadi dikeluarkan maka bisa dikembalikan ke asal packagenya dengan mudah.


10. Apakah dapat melakukan pengambilan pecahan box (contoh: isi SPQ ada 144 pcs diambil 10 pcs)?

Pengambilan pecahan box dapat dilakukan melalui Menu Pecahan dan melakukan print label barcode untuk 10 pcs tsb. Label lama (144 pcs) tidak dapat digunakan untuk scan pengeluaran Injection kemanapun (salah satu cara untuk mencegah Less Quantity). Dengan pergantian Label Barcode maka pecahan box dapat dilakukan.


11. Mengapa penggabungan box hanya dapat dilakukan pada Tooling ID yang sama?

Pallet2 harus dipisahkan berdasarkan Tooling ID-nya agar saat ada masalah Quality dan customer hanya meminta pengiriman dari satu tooling ID saja maka akan lebih mudah pengambilannya. Tidak perlu melakukan pensortiran.


12. Mengapa perlu scan keluar Gudang dan scan kembali saat barang dikirim naik truk?

Transit Loading (atau disebut area preparation) digunakan planner untuk mempersiapkan barang dari rak/lokasi gudang sebelum naik ke truk). Harusnya barang yang telah keluar dari Gudang ke area Transit Loading tersebut tepat jumlah dengan kanban atau permintaan customernya. Namun kenyataanya masih banyak planner yang mengeluarkan barang melebihi jumlah yang dibutuhkan atau terjadinya penurunan permintaan customer, sehingga pada Transit Loading memiliki stock sendiri. Maka dengan mengetahui selisih scan keluar gudang dengan scan naik ke truk itulah stock di Transit Loading dapat diketahui. Itulah mengapa scan harus dilakukan saat keluar gudang dan saat naik ke truk.


13. Mengapa Barcode scanner berbunyi dan lampu menyala merah serta tidak ada data yang masuk?

Kemungkinan besar Power (daya) dari USB tidak memadai (pada PC lama atau kabel yang mempunyai Resistance/hambatan besar) untuk mengirim data dari Barcode Scanner ke PC. Beri USB hub dengan power tambahan minimal 2 Ampere DC.


14. Saat scan di pengeluaran Gudang mengapa harus scan per kelompok asal pallet (asal Package)?

Scan dilakukan per kelompok asal pallet agar member Gudang tertib dalam pengambilan barang dari beberapa lokasi pallet (asal Pallet). Jika pada suatu saat dibatalkan pengambilannya maka dengan mudah pengembalian ke lokasi pallet/asal pallet/kelompok packagenya.


15. Saat scan di Loading apakah harus sesuai kelompok palletnya (seperti saat keluar Gudang)?

Tidak diperlukan scan sesuai kelompok palletnya saat scan di Loading, langsung scan seluruhnya dalam satu pallet.


16. Dapatkah barang yang sudah scan keluar gudang dimasuki kembali ke Gudang? Bagaimana caranya?

Barang yang telah scan keluar Gudang dapat dimasukkan kembali ke Gudang melalui scan lewat menu Balikan 2nd Proses. Sistem akan mengenali dari mana box tersebut berasal sehingga tidak perlu ada pemilihan asal barang tersebut oleh siapapun. Scan masuk kembali ke Gudang tidak dibatasi dari mana asal packagenya (palletnya) karena akan terbit Label Package baru.


17. Bagaimana YES mengatur Oper Packing/ Ganti Packing dari box tdk standard ke box standard?

YES mengatur Oper Packing melalui Saldo barang yang akan dioperpacking di Finishing dan pembatasan pengeluaran label bardasarkan Saldo tersebut.


18. Dapatkah barang WIP (berkode barang WIP, bukan berstatus Hold QC) dikeluarkan ke Delivery?

Barang berkode WIP dapat dikeluarkan ke Delivery untuk dikirim ke Customer.





BARANG DISCONTINUE



1. Bagaimana perlakukan barang discontinue?

Barang discountinue dapat ditandai dengan mengklik check box Discontinue di Item Master. Sekali sudah dibuat discontinue maka Item ID tidak dapat lagi digunakan utk pembuatan SPP dan Label Barcode. Namun barang yg discontinue di gudang masih dapat dikeluarkan dari Gudang atau dikembalikan ke Gudang.



KEMAMPUAN TELUSUR MELALUI BARCODE LABEL PRODUKSI


1. Bagaimana menentukan posisi box melalui barcode labelnya?

Menu Box Info dapat digunakan untuk menentukan posisi/kepemilikan dan riwayat perjalanan/perpindahan box tersebut dengan menscan barcode label tiap box. Adapun informasi yang muncul setelah barcode label produksi discan dapat dilihat di Identifikasi Box



QUALITY CONTROL


1. Mengapa hold harus dilakukan pada YES?

Hold dilakukan pada YES agar seluruh stock di gudang dapat terbaca status qualitynya secara realtime, digunakan untuk pengambilan keputusan PPIC untuk memproduksi kembali atau tidak. Demikian juga dengan melakukan Hold dan Release di YES sekaligus menjadikan laporan aktivitas QC itu sendiri, bahwa mereka telah melakukan upaya untuk menjaga Quality. Barang yang telah dihold tidak dapat keluar ke Delivery atau pembuataan Surat Jalan sebelum direlease.


2. Bagaimana melakukan Hold?

Hold dilakukan per penarikan dari Injection ke Gudang (per Label Package yg ada di Pallet), tanpa melihat pallet itu penuh atau terisi sebagian. Kelompok box ini jangan berpencar sampai dinyatakan semua box tersebut direlease. Ini untuk melokalisir masalah Quality agar box tidak tersebar kemana-mana.


2. Haruskah orang yang sama melakukan Hold dan melakukan Release ?

Tidak harus orang yang sama. Namun perlu ditekankan sebelum melakukan Release, orang tersebut memastikan barang telah lulus Quality menurut standard yang ada.


3. Bagaimana penanganan barang Hold QC?

Barang yang dihold QC hanya bisa dikeluarkan dari Gudang ke Finishing untuk diproses lanjutan. Setelah selesai di Finishing, barang dikembalikan ke Gudang oleh Finishing dan direlease QC agar bisa dikeluarkan dari Gudang ke Delivery nanti. Untuk itu QC harus mengetahui barang yg sudah selesai difinishing.


4. Dapatkah QC melakukan Rework? Bagaimana caranya?

Sebenarnya QC tidak diperbolehkan untuk melakukan tugas rework disamping tugas pengecekan barang. Namun jika QC ingin melakukan Rework maka barang dikeluarkan dari Gudang dengan Pengeluaran Gudang ke divisi QC menggunakan sidik jari QC (Jangan Hold barang tersebut karena jika dihold hanya bisa dikeluarkan ke Finishing).


STOCK OPNAME



1. Bagaimana YES mengatur Stock Opname?

Stock opname pada YES dapat dilakukan menggunakan Laptop/Netbook yang terhubung dengan WIFI, dengan mengecek jumlah box yang terdapat pada Label Package. Untuk itu sebelum dimulai stock opname, harus dipastikan seluruh pallet mempunyai Label Package. Jika hilang, print melalui cara Re-print Package.

A. Scan label package dan perhatikan apakah jumlah Box beda dengan aktual.

B. Jika stock aktual lebih kecil, catat nomor Packagenya dan catat jumlah box yang tidak ada.

C. Jika stock aktual lebih besar, gunakan Identifikasi Box dan cek satu-persatu mana box yg bukan kelompok Label Package dalam pallet ini. Saat ditemukan beda, pisahkan box tersebut dan catat nomor Package milik dari box yang beda tersebut.

D. Setelah stock opname selesai, cek box yang ditemukan pada point C dan cek box yang berasal dari point B. Jika box tersebut berasal dari point B maka pindahkan box yang tidak pada tempatnya itu ke tempat asalnya.



ENGINEERING SAMPLE


1. Dapatkah Engineering mengambil hanya beberapa pcs sample barang dari Gudang untuk customer dari satu box (contoh : 5 dari 72 pcs)?

Engineering dapat mengambil 5 pcs dari 72 pcs dengan melakukan permintaan ke Gudang dan melakukan pengeluaran gudang ke divisi Engineering. Sisa barang 67 pcs menjadi milik Engineering (sebaiknya diletakan di Engineering) dan tidak bisa dikeluarkan ke Delivery. Ini berguna untuk mencegah Less Quantity terkirim.


2. Dapatkah Engineering mengambil sample barang dari Injection (saat berproduksi)?

Engineering dapat mengambil sample barang dari Injection dengan melakukan scan barcode label produksi barang tersebut dan menandai flag ES saat pengeluaran Injection. Dengan demikian maka label produksi tersebut tidak akan dapat dikeluarkan langsung ke Delivery tanpa Fingerscan Engineering di Pemasukan Gudang dan Pengeluaran Gudang.


DELIVERY


1. Apakah tujuan YES di Delivery? Mengapa Check Sheet Delivery tidak digunakan lagi?

  • YES akan mempersingkat waktu pembuatan Surat Jalan dan Dokumen BC2.7/BC4.1 sehingga mencegah penumpukan truk akibat menunggu pembuatan Surat Jalan dan Dokumen BC yang mengakibatkan sulitnya Manuver truk keluar/masuk area Loading. Setelah selesai scan (penutupan gate loading) maka otomatis Surat Jalan dan Dokumen BC sudah terbentuk, siap di print tanpa pengetikan ulang dari Checksheet Delivery.


  • YES akan mencegah kesalahan identifikasi barang (mengandalkan pengetahuan barang oleh Checker) dan jumlah barang yang naik ke truk (bisa dirapel), juga untuk mengetahui adanya prosedur pengiriman/pengeluaran barang yang tidak dijalankan didepannya/sebelumnya.


  • YES akan mencegah pembuatan Surat Jalan lebih dahulu dengan tujuan menyingkat waktu dan menyalin dari Kanban atau permintaan Customer, tanpa ada kesesuaian dengan barang yang naik ke truk.


2. Siapa yang membuka Gate Loading dan menutup Loading?

Checker Deliver di loading yang membuka Gate Loading dan menutup Gate Loading karena Checker yang paling tau truk mana yang harus diisi dengan barang apa saja ke tujuan customernya. Seharusnya yang membuka Gate Loading adalah driver yang memarkirkan truknya di gate yang kosong, namun karena kebanyakan sidik jari driver rusak maka digantikan pembukaan Gate loading oleh Checker Delivery.


3. Siapa yang melalukan proses scan barcode di Loading ?

Scan Barcode Label di Loading dilakukan saat box akan dikirim naik ke truk oleh member Gudang atau member Delivery lainnya yang terdaftar sidik jarinnya.


4. Dapatkah barang yang sudah scan di Loading (yang sudah dinyatakan naik truk) itu dibatalkan (tidak jadi naik)?

Barang yang telah discan di Loading (yang sudah dinyatakan naik ke truk) dapat dibatalkan/dikembalikan ke Transit Loading dengan menggunakan menu Balikan Transit sepanjang belum dilakukan Penutupan Gate Loading.


5. Bagaimana mengetahui barang apa saja yang saat ini berada di Transit Loading?

List barang apasaja yang berada di Transit Loading dapat diketahui dengan menu Pengecekan Barang Transit Delivery.



HASIL INJECTION


1. Mengapa hasil Injection tidak diambil dari Checklist Produksi (yang ditulis Operator Injection di tiap mesin)?

Pada Checklist Produksi terdapat kekurangan pada:


A. Hasil OK perjam selama satu shift, dapat ditulis :

- Berdasarkan hitungan, bukan aktual.

  • Bila mengacu pada satuan box (box sebagai alat hitung) maka waktu box terisi penuh dapat terjadi kapan saja (tidak berpatokan pada jam).
  • Bila output mesin menjadi acuan (dihitung operator tapi tanpa alat hitung) maka tidak ada jaminan tiap jam akan mencatat jumlahnya dengan tepat.


- Kemungkinan terhitung dua kali saat pergantian shift, operator menghitung box pada pallet hasil shift sebelumnya (sebagai hasil shiftnya) yang belum ditarik ke luar Injection.


- Pada akhir shift (contoh shift 3) barang belum penuh satu box, dihitung sebagai hasil produksi shift 3. Tapi gudang akan masuk setelah penuh satu box di shift berikutnya (shift 1 hari berikutnya). Maka selisih tampak hasil produksi tidak menambah stock gudang disaat yang bersamaan (timing).


B. NG perjam selama satu shift, ditulis kadang dirapel (tidak diisi setiap jamnya).


C. Detail masalah mould, mesin atau setting ulang. Penulisan waktu tidak akurat mengenai mulai terjadinya masalah dan berakhirnya repair/setting ulang.


PENGEMBALIAN BARANG DARI CUSTOMER (RETURN PART)


1. Mengapa barang Return dari Customer menjadi milik QC?

Karena barang Return belum tentu semuanya OK maka barang tersebut harus disortir/dicek ulang oleh QC. Barang OK akan dikembalikan ke Gudang agar dapat dikirim kembali kemudian hari sementara barang yg NG dapat dinyatakan NG dan tidak perlu masuk Gudang. Surat Jalan Return dari Customer diinput Gudang saat penerimaan Pengembalian lengkap dengan kode barang dan jumlahnya.